Hajji Bukan Ibadah Tertinggi
Tetapi Orang yang Berjuang pada Garis Hukum ALLAH Lebih Tinggi
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُونَ عِندَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿١٩﴾
9/19. Apakah kamu jadikan perencanaan Hajji dan upacara meramaikan Masjidil Haraam seperti orang yang beriman pada ALLAH serta Hari yang Akhir dan berjuang pada garis hukum ALLAH? Tidaklah mereka itu bersamaan pada ALLAH, dan ALLAH tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.
Pelaksanaan dua kalimah syahadah, Shalat, puasa, zakat dan Hajji sebenarnya belumlah sesuatu yang paling sempurna dalam Islam, karena semua itu sangat rnembutuhkan PERJUANGAN di segala bidang, maka ALLAH menetapkan bahwa orang-orang yang BERJUANG bahkan LEBIH TINGGI,
Dalam Islam terdapat lima rukun pengesahan yaitu dua kalimah sy’ahadah, Shalat, puasa, zakat, dan Hajji ke Makkah bagi siapa yang menyanggupi.
Tetapi orang sering lupa bahwa semua itu tak mungkin terlaksana secara baik bila tidak dimodali dengan perjuangan yang hukumnya banyak tercantum dalam Alquran. Hingga pada umumnya kelima rukun tadi terlaksana menurut adanya sesuai dengan keadaan dan hukum masyarakat setempat. Mereka yang termasuk dalam golongan ini ternyata baru memiliki iman tradisional yang mereka pusakai turun temurun tanpa pengertian tentang iman yang dasar dan fungsinya digariskan ALLAH dalam Alquran.
Sekalipun demikian, selagi rukun Islam tadi masih mereka lakukan dengan niat jujur khusus untuk ALLAH, tentulah diterima-NYA, dihargai dan akan dibalasi-NYA dengan upah setimpal atau berlipat ganda, tetapi ALLAH tidak mengizinkan kemusrikan terhadap diri-NYA dan hukum-NYA.
Hal ini tercantum pada Ayat 4/48, 4/65, dan 33/36. Maka pada hakekatnya kelima rukun itu mengandung pengertian sangat luas, moral dan material,
untuk itu perhatikanlah maksud Firman-NYA:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٤٣﴾
2/143. Dan seperti itulah KAMI jadikan kamu ummat Tengah agar kamu menjadi pemberi-pemberi bukti atas manusia ramai, dan Rasul itu menjadi pemberi bukti atas kamu ……………………………………………………..
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ لَا يَسْتَوُونَ عِندَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿١٩﴾
9/19. Apakah kamu jadikan perencanaan Hajji dan upacara meramaikan Masjidil Haraam seperti orang yang beriman pada ALLAH serta Hari yang Akhir dan berjuang pada garis hukum ALLAH? Tidaklah mereka itu bersamaan pada ALLAH, dan ALLAH tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللَّهِ ۚ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿٢٠﴾
9/20. Orang-orang yang beriman dan hijrah serta berjuang pada garis hukum ALLAH dengan hartabenda mereka dan diri mereka, lebih besar derajatnya pada ALLAH, dan itulah orang-orang yang bahagia.
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَـٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ ﴿٧٨﴾
22/78. Dan berjuanglah pada garis hukum ALLAH dengan perjuangan logis. DIA telah memilih kamu, dan tidak DIA jadikan atasmu dalam agama itu suatu halangan selaku doktrin bapakmu Ibrahim. Dialah yang menamakan kamu Muslimin dulunya dan dalam (Alquran) ini, agar Rasul itu menjadi pemberi buki atas kamu dan agar kamu menjadi pemberi-pemberi bukn atas manusia ramai. Maka dirikanlah Shalat dan bayarkanlah zakat serta berpeganglah pada ALLAH. DIA Pimpinanmu, sangat nikmat DIA selaku Pimpinan dan sangat nikmat DIA selaku Penolong.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ﴿١﴾
110/1. Ketika datang pertolongan ALLAH serta pembukaan.
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا ﴿٢﴾
110/2. Dan engkau lihat manusia ramai masuk agama ALLAH berbondong-bondong.
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا ﴿٣﴾
110/3. Maka tasbihlah dengan memuja TUHAN-mu, dan mintalah ampun pada-NYA. Bahwa DIA adalah pemberi tobat.