Bolehkah orang menyusun ketentuan hukum pokok diluar garis yang telah ditetapkan ALLAH dalam Alquran.?
Dungu = Foolish Aj. 16/70 22/5 adzlamu
وا ُ َخَلَقُكْمثُ ميَتََوف اُكْمۚ َوِمنُكم من ُيَر دإَِلىٰأَْرذَِلاْلُعُمِرلَِكيْ َ َيْعَلَم َبْعَد ِعْلمٍ َشْيئًاۚ ﴾إِ ن ا َ َعلِي ٌم َق ِدي ٌر ﴿٧٠
16/70. ALLAH menciptakan kamu kemudian mewafatkan kamu. Dari kamu ada yang dikembalikan kepada umur DUNGU agar dia tidak mengetahui sesuatu sesudah berilmu, bahwa ALLAH mengetahui lagi menentukan.
. َياأَ يَهاالن اُسإِنُكنتُْمِفيَرْيٍب مَناْلبَْعِثفَِإن ا َخَلْقنَاُكم منتَُراٍبثُ مِمنن طْفٍَةثُ مِمْنَعَلَقٍةثُ مِمن مْضَغٍة م َخ ل َق ٍة َو َغ ْي ِر ُم َخ ل َق ٍة لنُبَ َ َل ُك ْم ۚ َونُ ِق ر ِفي ا ْ َ ْر َحامِ َما نَ َشا ُء إِ َلىٰ أَ َج ٍل م َس ًمّى ثُ م نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِطفْ ً ثُ م لِتَبْ ُل ُغوا أَ ُش د ُك ْم ۖ َوِمنُكم من ُيتََوف ىٰ َوِمنُكم من ُيَر دإَِلىٰأَْرذَِلاْلُعُمِرلَِكْيَ َيْعَلَم ِمن َبْعِد ِعْلمٍ َشْيئًاۚ َوتََرىاْ َْر َض َهاِمَدةًفَِإذَاأَنزَْلنَا ﴾ َع َل ْي َها ا ْ َا َء ا ْهتَز ْت َو َربَ ْت َوأَنبَتَ ْت ِمن ُك ل زَ ْوجٍ َب ِهيجٍ ﴿٥ 22/5. Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka KAMI menciptakan kamu dari debu tanah kemudian dari nutfah kemudian dari ‘alaqah kemudian dari mudgah yang jadi dan yang tidak jadi, agar KAMI terangkan padamu. KAMI wujudkan dalam rahim apa yang KAMI kehendaki sampai waktu tertentu, kemudian KAMI keluarkan kamu selaku bayi, kemudian agar kamu sampai pada kedewasaanmu. Dari kamu ada yang diwafatkan, dan dari kamu ada yang dikembalikan kepada umur DUNGU supaya dia tidak mengetahui sesuatu sesudah berilmu. Dan engkau lihat Bumi itu tandus maka ketika KAMI turunkan air atasnya, dia bergerak dan subur serta menumbuhkan setiap pasangan yang menyenangkan
﴾ َقا ُلوا أَنُ ْؤ ِم ُن َل َك َوات بَ َع َك ا ْ َ ْرذَ ُلو َن ﴿١١١
26/111. Mereka katakan: “apakah kami akan percaya padamu, padahal yang mengikut engkau orang-orang DUNGU?
Safitina. Memperbodoh = Make stupid V. 2/130
safiinatu Karena bodoh = being stupid av. 6/140
safiha Orang-orang bodoh = The stupid N. 2/142 4/5 7/155
safahan Kebodohan = Stupidity N. 7/66
sufahaau Yang dalam keadaan bodoh = That being stupid N. 2/282 72/4
: َ و َ م ن َ ي ْ ر َ غ ُ ب َ ع ن م ل ِ ة إ ِ ْ ب َ ر ا ِ ه ي َ م إ ِ َ م ن َ س ِ ف َ ه ن َ ف ْ َ س ُ ه ۚ َ و َ ل َ ق ِ د ا ْ ص ط َ ف َ ْ ي ن َ ا ُ ه ِ ف ي ا ل د ن ْ َ ي ا ۖ َ و إ ِ ن ُ ه ِ ف ي ا ْ ِ خ َ ر ِ ة َ ِ َ ن ا ل ص ا ل ِ ِ ح َ ﴾﴿١٣٠
2/130. Dan siapa yang membenci doktrin Ibrahim hanyalah MEMPERBODOH dirinya. Sungguh KAMI telah memilihnya di dunia, dan bahwa dia di Akhirat termasuk orang-orang Shaleh.
إِْبَراِهيَمَوإِْسَماِعيَلأَنطَ هَراَبْيِتيَلِلط اِئِف َ َواْلَعاِكِف َ َوال ر كعِال سُج١٢٥ 2/
: َس َي ُقو ُل ال سفَ َها ُء ِم َن الن ا ِس َما َو ُه ْم َعن ِقبْ َل ِت ِه ُم ا ل ِتي َكانُوا َع َل ْي َها ۚ ُقل ِ ا ْ َ ْش ِر ُق َوا ْ َ ْغ ِر ُب ۚ ﴾َيْهِديَمنَيَشاُءإَِلىٰ ِصَراٍط مْستَِقيمٍ﴿١٤٢
2/142. Akan berkata orang-orong bodoh dari manusia itu: “Apakah yang memalingkan mereka (orang-orang beriman itu) dari Kiblat mereka yang dulunya mereka ada atasnya?” Katakanlah: “Kepunyaan ALLAH timur dan barat. DIA tunjuki orang yang DIA kehendaki kepada tuntunan yang kukuh.”
. َوَ تُْؤتُواال سفََهاَءأَْمَواَلُكُما لِتي َجَعَلا َُلُكْمِقَياًماَواْرزُُقوُهْمِفيَهاَواْكُسوُهْمَوُقوُلوا ﴾َلُهْم َقْوً مْعُروفًا﴿٥
4/5. Jangan berikan pada orang bodoh hartamu yang ALLAH jadikan bagimu untuk berdiri. Belanjailah mereka dalam hal itu dan berilah mereka pakaian serta katakanlah pada mereka perkataan yang makruf
. َقْد َخِسَرا لِذيَنَقتَُلواأَْوَ َدُهْم َسفًَهاِبَغْيِرِعْلمٍَوَحِ رُمواَماَرزََقُهُما ُافِْتَراًءَعَلىا ِ ۚ ﴾ َق ْد َض لوا َو َما َكانُوا ُم ْهتَدي َن ﴿١٤٠
6/140. Sungguh rugi orang-orang yang membunuh anak-anak mereka KARENA BODOH tanpa ilmu. Mereka haramkan yang ALLAH beri pada mereka karena mengada-ada (dengan masalah kependudukan) terhadap ALLAH, sungguh mereka sesat dan tidak mendapat petunjuk.
Pada dasarnya manusia adalah zalim dan bodoh. Hal ini disebutkan pada ayat 33/72.
إ ِ ن ا َ ع َ ر ْ ض ن َ ا ا ْ َ َ م ا ن َ َ ة َ ع َ ل ى ا ل س َ م ا َ و ا ِ ت َ و ا ْ َ ْ ر ِض َ و ا ْ ل ج ِ ب َ ا ِ ل ف َ أ َ َ ب ْ َ أ َ ن َ ي ْ ح ِ م ْ ل ن َ َ ه ا َ و أ َ ْ ش ف َ ْ ق َ ن ِ م ن ْ َ ه ا َ و َ ح َ م َ ل َ ه ا ﴾ ا ْ ِ ن َس ا ُن ۖ إ ِ ن ُه َك ا َن ظ َ ُل و ًم ا َج ُه و ً ﴿ ٢ ٧
33/72. Bahwa KAMI telah menunjukkan amanat atas planet-planet dan Bumi serta gunung-gunung, lalu keduanya menolak memikulnya dan merasa berat daripadanya. Dan manusialah yang memikulnya, bahwa dia adalah zalim lagi bodoh.
﴾َوآتَاُكم منُك لَما َسأَْلتُُموُهَۚوإِنتَُع دواِنْعَمَتا ِ َ تُْحُصوَهاۗإِ ناِْ نَساَنَلظَُلوٌمَكف اٌر﴿٣٤
14/34. Dan DIA berikan padamu setiap apa yang kamu minta pada-NYA. Jika kamu hitung nikmat ALLAH, tidaklah kamu dapat menghitungnya. Bahwa manusia itu bersikap zalim dan kafir
Manusia itu dikatakan zalim karena setiap lebih banyak berfikir dan bertindak untuk kepentingan dirinya daripada untuk kepentingan orang lain. Jika orang-orang begitu diizinkan menyusun ketentuan hukum pokok maka hukum itu akan memperlihatkan kepincangan, berat sebelah, tidak berupa keadilan merata, dan praktis menimbulkan kegelisahandan tantangan dari fihak yang dirugikan.
Dan manusia itu dikatakan bodoh karena setiap orang dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih dekat berhubungan dengan dirinya, maka jangkauan fikirannya pendek sekali, itupun tidak melingkupi segala aspek kehidupan. Masing-masingnya mengalami unsur puluhan tahun, ralitif pendek untuk menyelami dan menyadari keadaan yang berlaku dan yang harus dilakukan.
Ditambah lagi oleh tradisi nenek moyang yang dulunya berbuat tanpa ilmu tentang sebab dan akibat. jika orang-orang ini diberi keizinan untuk menyusun ketentuan hukum sendiri, praktislah hukum itu tidak akan menguntungkan.
Jadi kebodohan dan kezaliman manusia itu sendiri menjadi penghalang bagi usahanya untuk menyusun hukum sendiri diluar garis yang telah ditentukan ALLAH.
Apalagi jika ditinjau dari segi kehidupan yang nantinya harus berulang di Akhirat dimana setiap diri wajib menerima resiko dari tindaktanduknya zahir bathin selama hidup kini.
Menegnai akibat Akhirat yang pasti terwujud itu, semua manusia ternyata bodoh, tidak mengetahui apa-apa kecuali berdasarkan firman-firman ALLAH yang menerangkan secara logis.
Kesadaran manusia tentang sesuatu datangnya sedikit demi sedikit, berangsur-angsur, sesuai dengan pembukaan yang ditentukan ALLAH, karenanya tampaklah hal-hal yang dulunya dikatakan benar, kini berubah menurut kesadaran yang diperoleh, dan besok akan diperbaiki lagi sesuai dengan perkembangan yang berlaku.
Mereka meraba-raba dalam peradaban, maju secara zigzag dan kadang-kadang berbelok 270 derajat, tanpa sadarnya kembali pada titik peradaban bermula.
Untuk semua itu ayat 5/50 menyatakan bahwa selain hukum yang diturunkan ALLAH adalah hukum kebodohan, kolot, dan hukum yang diturunkan-NYA adalah satu-satunya yang sempurna.
﴾أَفَ ُح ْك َم ا ْل َجا ِهلِ ي ِة َيبْ ُغو َن ۚ َو َم ْن أَ ْح َس ُن ِم َن ا ِ ُح ْك ًما ل َق ْومٍ ُيو ِقنُو َن ﴿٥٠
5/50. Apakah hukum kolot yang mereka cari? Siapakah yang lebih baik daripada ALLAH tentang hukum bagi kaum yang yakin? ُ
ي ِر ي ُد و َن أ َ ن ُي ط ْ ِف ئ ُ و ا ن ُ و َر ا ِ ِب أ َ ف ْ َو ا ِه ِه ْم َو َي أ ْ َب ى ا ُ إ ِ أ َ ن ُي ِت م ن ُ و َر ُه َو َل ْو َك ِر َه ا ْل َك ا ِف ُر و َن ﴾﴿٣٢
9/32. Mereka ingin memadamkan petunjuk (Nur) ALLAH dengan mulut mereka, dan ALLAH menolak kecuali menyelesaikan petunjuk-NYA (Nur-NYA) walaupun orang-
DIA menurunkan hukum itu sesuai dengan kehidupan manusia sendiri zahir bathin, dunia dan akhirat, sebagai dinyatakan-NYA dalam ayat 30/30, pada mana ALLAH tidak akan mendapat untung apa-apa kecuali karena rahman dan rihim-NYA pada manusia ramai.
فَأَِقْم َوْجَهَكلِل ديِن َحِنيفًاۚ ِفطَْرَتا ِا لِتيفَطََرالن ا َس َعَلْيَهاۚ َ تَبِْديَل ﴾لِ َخْل ِقا ِۚذَٰلَِكال دي ُناْلَقي ُم َوَلـِٰك نأَْكثََرالن ا ِس َ َيْعَلُمو َن﴿٣٠
30/30. Dirikanlah wajahmu untuk agama itu sesempurnanya, susunan ALLAH yang menyusun manusia atasnya. Tiada perubahan bagi ciptaan ALLAH. Itulah agama kukuh, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Pada ayat 6/82 dinyatakan bahwa siapa-siapa yang menjalani hukum ALLAH tanpa mencampurinya dengan kezaliman maka untuknya dalah keamanan dan kemakmuran.
﴾ا لِذيَنآَمنُواَوَلْمَيْلِبُسواإِيَمانَُهمِبظُْلمٍأُوَلـِٰئَكَلُهُماْ َْمُنَوُهم مْهتَُدوَ
6/82. Orang-orang beriman dan tidak memakai iman mereka dengan kezaliman, itulah yang untuk mereka keamanan dan mereka dapat petunjuk
Jadi untuk mendapatkan kemakmuran hanyalah dengan mematuhi hukum yang diturunkan ALLAH saja. Selain dari itu tidak mungkin.
Tentang ini orang boleh memeriksa lembaran sejarah yang berlakudimana kemakmuran dan kemusnahan silih berganti sebagai realita dari ketentuan janji ALLAH tersebut.
Seterusnya perhatikanlah maksud ayat:
وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٥٣﴾
6/153. Dan bahwa (Alquran) ini adalah tuntunan-KU yang kukuh maka ikutlah dia, dan janganlah ikuti garis-garis hukum (yang lain), lalu hal itu memecah belah kamu dari garis hukum-NYA. Demikianlah kamu DIA wasiatkan dengannya(Alquran), semoga kamu menginsafi.
Memang manusia tidak memiliki keteguhan hati sebagai dinyatakan Ayat 20/115, bahkan pada Ayat 14/34 dan 33/72 dikatakan bersikap zalim, kafir, dan bodoh. Manusia dilahirkan dengan rasa sakit lalu menangis. Hal ini menyebabkan dia takut dan waspada. Dia takut kepada tiap sesuatu yang mungkin mendatangkan kesusahan lalu membencinya atau mendewakannya, sementara itu dia memperkuat diri dengan berbagai persiapan. Dia lebih cenderung kepada hal-hal konkrit yang lebih dekat menyangkut dengan dirinya tanpa menghiraukan hal abstrak apalagi Ghaib. Semua itu sejalan dengan syahwat yang dia miliki sebagai fitrah ALLAH termuat pada Ayat 3/14. Dalam hal demikian wajarlah dia bersikap zalim, kafir, dan bodoh. Zalim berarti melanggar norma hukum yang ditentukan harus dia laksanakan menurut kedua hubungan di atas tadi, bahkan lebih banyak berbuat yang menguntungkan dirinya sendiri. Kafir berarti menantang norma hukum yang harus berlaku karena dia merasa hukum itu berlawanan dengan kehendak syahwatnya. Dan bodoh berarti tidak mengetahui alasan dan akibat perbuatan sendiri yang dia kira menguntungkan padahal merugikan dirinya. Lalu ditimpakan atas manusia itu kehinaan dan kemiskinan kecuali yang mengadakan hubungan dengan ALLAH dan hubungan dengan masyarakat ramai selaku hubungan batin dan konkrit. Manusia Bumi telah berusaha untuk peningkatan peradaban, lalu berdirilah League of Nations dan kemudiannya United Nations Organization, tetapi itu barulah hubungan konkrit dan secara zalim tidak mengadakan hubungan batin. Akibatnya intisari Ayat 3/112 masih berlaku tanpa pengelakan: ﴾ َو إ ِ ذ ْ ت َ أ َ ذ َن َر ب ُك ْم َل ِئ ن َش َك ْر ت ُ ْم َ َ ِز ي َد ن ُك ْم ۖ َو َل ِئ ن َك ف َ ْر ت ُ ْم إ ِ ن َع ذ َ ا ِب ي َل َش ِد ي ٌد ﴿ ٧ 14/7. Dan ketika TUHAN-mu memaklumkan: “Jika kamu menghargai, akan AKU tambah (nikmat) padamu, dan jika kamu kafir, bahwa siksa-KU sangat sekali.” ﴾ َو َقا َل ُمو َسىٰ إِن تَ ْكفُ ُروا أَنتُ ْم َو َمن ِفي ا ْ َ ْر ِض َج ِمي ًعا فَ ِإ ن ا َ َل َغ ِني َح ِمي ٌد ﴿٨ 14/8. Dan Musa berkata: “Jika kamu kafir, kamu dan yang di Bumi semuanya, maka ALLAH masih kaya dan terpuji (dengan penduduk planet-planet lain). َو ِم ْن آ َيا ِت ِه َخ ْل ُق ال س َما َوا ِت َوا ْ َ ْر ِض َو َما َب ث ِفي ِه َما ِمن َدا ب ٍة ۚ َو ُه َو َع َلىٰ ﴾ َجْمِعِهْمإِذَا َي َشاُء َقِديٌر﴿٢٩ 42/29. Dan dari Ayat-ayat-NYA ialah penciptaan planet-planet dan Bumi serta yang DIA biakkan pada keduanya dari makhluk berjiwa, dan DIA menentukan atas pengumpulan mereka ketika DIA kehendaki.